Ketua GOW Pasbar Kunjungi Posyandu Raflesia 2 Jorong Parit, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka.

Ketua GOW Pasbar Kunjungi Posyandu Raflesia 2 Jorong Parit, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka.

Pasbar, –Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Pasaman Barat mengunjungi Posyandu Raflesia 2 Jorong Parit, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka.

Tim dipimpin Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Fitri Risnawanto didampingi Kabid KBKR DPPKBP3A Yusnirwan, Perwakilan Bappelitbangda Andhika Manggala, Perwakilan DPMN serta stakeholder terkait,

Ketua GOW Pasbar Ny. Fitri Risnawanto menyampaikan bahwa Posyandu Raflesia 2
dijadikan sebagai Lokus Monev karena memiliki angka prevalensi 30,8 persen, jauh di atas target 14 persen tahun 2024, dan memiliki jumlah anak stunting 36 balita dengan jumlah anak stunting miskin sebanyak 11 balita.

“Penyebab stunting bukan hanya karena kondisi ekonomi yang terbatas, tapi juga oleh pola asuh orang tua terhadap anaknya. Faktanya, dari 36 balita stunting hanya 11 balita yang terdata miskin,”

Ny. Fitri Risnawanto menekankan bahwa percepatan penurunan stunting merupakan kerja kolaborasi berbagai pihak terkait. DPMN bertanggungjawab terhadap kelembagaan Posyandu, ketersediaan sarana dan prasarana.

Dinkes bertanggungjawab terhadap manajemen Posyandu dan pelayanan yang diberikan dan Bappelitbangda bertanggungjawab mengkoordinasikan pelaksanaan Posyandu lintas sektor.

“Sedangkan untuk menghadirkan sasaran di Posyandu, kami meminta agar pemegang wilayah mulai dari camat, wali nagari dan jorong harus bisa memastikan sasaran datang ke Posyandu setiap bulan,” pintanya.

Ny Fitri juga mengingatkan kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anak dan balitanya. Terutama masalah pola makan, karena makanan yang dikonsumsi anak harus sehat dan bergizi untuk mendukung tumbuh kembang anak.

“Saya harapkan kegiatan Posyandu ini dapat terus dilaksanakan. Bantu pemerintah untuk mewujudkan penurunan stunting di Pasbar karena kerja sama yang baik akan menghasilkan hasil yang baik juga,” kata Ny. Fitri Risnawanto.

Pada kegiatan itu, tim juga melakukan kunjungan rumah terhadap sasaran yang memiliki balita stunting dari keluarga miskin.

Berdasarkan verifikasi lapangan, atas nama Nandira Alayka kondisi rumah tidak layak huni, akses air minum dari sumur tidak terlindungi, sumber penerangan menyalur dari tetangga, dan memasak masih menggunakan kayu bakar.

Atas nama Rafka, sumber air minum dari air galon dan memasak dengan kayu bakar, ada peningkatan dari status kemiskinan sebelumnya. Atas nama Rifania Putri Medina adanya peningkatan dari data kemiskinan dengan rumah layak huni, fasilitas BAB telah ada,

Sumber air minum sumur terlindungi, penerangan dari listik PLN dan memasak dengan kompor gas dan  Ketua tim juga menyerahkan secara simbolik bantuan PMT Balita khusus bagi balita yang mengalami gizi kurang. (LUKMAN HASIBUAN)