Dengan Swadaya Masyarakat dan Perantau, Masjid Fathul Barri Nagari Simawang Diresmikan Gubernur Sumbar

Spread the love

Tanahdatar—Keinginan warga masyarakat Jorong Darek Nagari Simawang Kecamatan Rambatan membangun Masjid Fathul Barri terwujud dengan diresmikan pemakaian Mesjidnya langsung oleh Gubernur Sumatera Barat
Peresmian itu juga dihadiri oleh Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian, Anggota DPRD Tanah Datar Dapil 2, Kemenag Tanah Datar Ali Nardius, Camat Rambatan Liza Martini, Pj. Wali Nagari Simawang Ernofi, tokoh masyarakat dan undangan lainnya
Ketua panitia pembangunan masjid H. Masrul Tanjung, dalam laporannya menjelaskan pembangunan masjid ini terlaksana berkat dukungan seluruh masyarakat Nagari Simawang baik yang di perantauan maupun yang berada di kampung halaman.
selain itu juga mendapat bantuan dana sebesar 10 juta rupiah dari Pemda Tanah Datar melalui tim safari Ramadhan.

“Ini merupakan kebanggaan bagi kami sekaligus sebagai sejarah, bahwa yang melakukan peresmian operasional masjid ini langsung oleh Gubernur Sumatera Barat,
Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian dikesempatan itu mengatakan bahwa hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah, khususnya bagi warga masyarakat Jorong Darek Nagari Simawang karena walaupun pembangunan masjid ini belum selesai namun sudah bisa dimanfaatkan untuk kegiatan beribadah
Kemudian juga minta masjid yang ada di Kabupaten Tanah Datar bisa dibuka selama 24 jam. “Masjid-masjid dibuka 24 jam, tetapi bukan cuma pintunya saja yang dibuka kalau itu yang terjadi takutnya malah kotak amal yang akan hilang. Jadi harapan kami, masjid digunakan tidak hanya bangunannya yang kita perbaiki tetapi kegiatan-kegiatan yang ada di masjid kita harapkan lebih marak lagi,”
Sementara itu Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi Ansyarullah meminta kepada warga simawang tidak hanya memamfaatkan mesjid untuk kegiatan beribadah tapi juga diisi untuk kegiatan pemuda seperti untuk berlatih beladiri silat.

“Dulunya di ranah minang kan seperti itu, setelah kegiatan mengaji para anak-anak muda melakukan latihan silat di masjid-masjid maupun surau. Silat itu artinya silah, artinya hubungan silaturahmi. Jadi silat itu memperkuat hubungan silaturahmi, diperkuat dulu hubungan kepada Allah SWT di masjid setelah itu baru memperkuat hubungan silaturahmi sesama dengan berlatih silat. Jadi seharusnya masjid maupun surau harus dimanfaatkan untuk membina hubungan baik kepada Allah SWT dengan beribadah dan setelah itu baru kita bermasyarakat dengan menjaga budaya kita sehingga nagari kita terjaga,”

Mahyeldi juga mengharapkan kepada niniak mamak dan wali nagari supaya bisa kembali menghidupkan budaya masyarakat, karena menurut Mahyeldi itulah yang sebenarnya minangkabau.
Terkait dengan budaya gotong royong oleh masyarakat nagari Simawang dalam membangun masjid,

Hal ini sangat diapresiasi oleh Gubernur. “Memang inilah yang dinamakan nagari, di mana masyarakatnya baik yang di perantauan maupun yang di ranah selalu hidup rukun dan bergotong royong. Dan ini harus terus kita jaga dan pertahanan bersama.

Disamping itu masjid juga bisa dimanfaatkan untuk tempat bermusyawarah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada, karena apabila tempatnya kondusif, maka pikiran juga akan jernih sehingga setiap permasalahan akan dengan mudah diselesaikan dan dicarikan jalan kekeluarnyanya (Mdtk)