Peringatan Isra’ dan Mi’raj Sebuah Tinjauan Selayang Pandang
Oleh : H. Abdel Haq, S.Ag, MA
Setiap tahun umat Islam Indonesia, selalu memperingati peristiwa Isra’ dan Mi’rajnya Rasulullah Muhammad SAW, tepatnya setiap tanggal 27 Rajab. Bahkan, untuk memperingati Hari Besar Islam di Indonesia, negara selalu hadir memberikan kesempatan kepada umatIslam, untuk memanfaatkan peristiwa ini sebagai upaya untuk mengkaji ulang, pelaksanaan ibadah shalat.
Dalam hal ini pun, Pemerintah Indonesia secara resmi meliburkan pegawai pemerintah dan swasta, agar bisa memanfaatkan liburan Isra’ dan Mi’raj untuk bisa berkumpul dengan keluarga dan sebagai ajang, wadah memupuk kebersamaan dan peningkatan ibadah, khususnya pelaksanaan ibadah shalat.
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang pernah dialami Rasulullah Muhammad SAW, merupakan sebuah peristiwa spektakuler, kejadian istimewa yang belum pernah dialami oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya.
Kejadiannya berlangsung cepat, singkat, membutuhkan durasi sepertiga malam. Rasulullah Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah Swt dari Masjidil Haram di Makkatul Mukarramah menuju Masjid Aqsha di Palestina. Yang jarak tempuhnya pada waktu itu dengan mengendarai unta, menghabiskan waktu 3 bulan perjalanan
Setelah sampai di Masjid Aqsha, lalu Rasulullah Muhammad SAW melakukan shalat sunnah dua rakaat. Sebelumnya Rasulullah Muhammad SAW telah mendapatkan pemeriksaan dan dibedah dadanya oleh Malaikat Jibril AS. Setelah operasi lancar dan sukses dibersihkan dengan air zam zam .Malaikat Jibril AS menawarkan kapada Rasulullah Muhammad SAW dua gelas minuman.
Gelas pertama berisi anggur dan gelas kedua berisi susu. Lalu Rasulullah Muhammad SAW memilih susu. Lalu Jibril AS menyatakan engkau telah memilih kesehatan dan hikmah. Setelah itu Rasulullah Muhammad SAW diterbangkan oleh Allah Swt bersama Malaikat Jibril ke angkasa raya, mengitari tujuh lapis langit, bahkan sampai je Sidratil Muntaha.
Dalam petualangan menjelajah langit itu, Nabi Muhammad SAW dipandu langsung oleh Malaikat Jibril AS. Pada masing-masing langit yang dilalui Rasulullah Muhammad SAW selalu mampir bertemu dengan para Nabi dan Rasul.
Pada langit pertama Rasulullah Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Adam AS, disambut oleh Nabi Adam AS dengan sambutan yang hangat, wahai anakku yang baik dan mulia. Selanjutnya di langit kedua Rasulullah Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS, sedangkan di langit ketiga Rasulullah Muhammad SAW bersua dengan Nabi Yusuf AS yang sangat tampan dan gagah.
Perjalanan dilanjutkan ke langit yang keempat bertemu dengan Nabi Idris AS. Pada langit kelima Rasulullah Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun AS. Sedangkan pada langit yang keenam Rasulullah Muhammad SAW dipertemukan dengan Nabi Musa AS,
sedangkan pada langit yang ketujuh Rasulullah Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim AS. Bahkan perjalanan Mi’raj Rasulullah Muhammad SAW tersebut sampai ke Sidratil Muntaha bertemu langsung dengan Allah Swt
Dalam pertemuan itulah, Rasulullah Muhammad SAW mendapatkan instruksi secara langsung dari Allah Swt untuk mendirikan shalat. Yang konon pada mulanya, perintah shalat itu sebanyak 50 rakaat sehari semalam. Sesampainya di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa AS lalu Nabi Musa mencegat Rasulullah Muhammad SAW.
Sungguh berat bagi umat engkau untuk mendirikan shalat sebanyak itu, karena umatmu kecil, tidak kuat pisiknya, lemah panca inderanya. Dipastikan mereka tidak akan sanggup. Sedangkan umatku kata Nabi Musa AS yang kuat dan besar tidak mampu melakukanibadah sekali sehari. Justeru itu, atas pertimbangan tersebut berkali-kali Rasulullah Muhammad SAW naik turun ke atas untuk meminta dispensasi dari Allah Swt, yang pada akhirnya ditetapkanlah perintah wajib mendirikan shalat 5 kali sehari semalam.
Kejadian istimewa Isra’ dan Mi’raj yang dialami Rasulullah Muhammad SAW berlangsung relatif singkat itulah, yang menjadi pertanyaan besar di kalangan orang kafir yang diwakili oleh Abu Lahab, Abu Jahal dkk. Sehingga mereka orang kafir Quraisy pada waktu itu menganggap Muhammad sudah gila … !!! Tidak masuk akal, perjalanan yang amat jauh dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjid Aqsha di Yerusalem, berkesempatan pula mengitari tujuh lapis langit
Bahkan, sampai pula ke Sidratil Muntaha yang tidak ada kehidupan di sana. Hanya ditempuh oleh Muhammad yang gila ini dalam sepertiga malam. Berangkat setelah waktu ‘Isya dan menjelang shubuh anak paman kami ini pun sudah sampai lagi di Masjid Haram.
Ini merupakan hal yang tidak masuk akal, Muhammad sudah benar-benar gila, begitu kata Abu Jahal. Tatkala Abu Bakar atau Abu Quhafah ditanya orang bagaimana pendapatnya tentang peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang dialami Rasulullah Muhammad SAW. Lalu Abu Bakar menjawab ” Kalau yang mengucap itu keluarnya dari lidah Muhammad SAW, bahkan lebih dari itu saya percaya “. Begitulah jawaban Abu Bakar, yang membuat dirinya digelari Ash-Shiddiq berarti yang membenarkan.
Sejak itulah Abu Bakar Shiddiq bertambah namanya di belakang dengan :”Ash-Shiddiq “.Begitulah kisah peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah Muhammad SAW yang sangat populer dan spektakuler. Karena terjadinya tatkala alat transportasi yang paling canggih pada waktu itu hanya unta, sedangkan perjalanan yang ditempuh sangat jauh ribuan kilometer. Bahkan sampai ke langit ketujuh dan Sidratil Muntaha bertemu dengan Allah Swt.
Karena Nabi Muhammad SAW hanya diperjalankan oleh Allah Swt, bukan kehendak dirinya. Maka perjalanan itu diberkahi sekelilingnya oleh Allah Swt. Banyak hal yang diperlihatkan Allah Swtdalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu.
Namun tidak mungkin diceritakan dalam tulisan yang terbatas ini.Ada pun oleh-oleh yang didapatkan Rasulullah Muhammad SAW tatkala dimi’rajkan, adalah perintah untuk melaksanakan dan mendirikan shalat wajib lima kali dalam sehari semalam.
Ada pun shalat yang diperintahkan Allah Swt kepada umat Islam, bertujuan untuk : 1. Mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Ankabuut ayat 45 : ” innashshalaata tanhaa ‘anil fahsyaa-i wal munka”. Artinya : sesungguhnya ibadah shalat yang dilakukan dengan benar, berfungsi mencegah dari perbuatan keji dan mungkar “.2. Shalat sarana terbaik untuk mengingat Allah Swt ” aqimishshalaata lidzikriy “. Yang artinya : ” dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku “. 3. Shalat itu identitas seorang muslim
sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW : ” bainal kufri wal muslim tarkush shalaah “. Pembeda sikafir dengan orang muslim adalah dalam meninggalkan shalat “.4. Shalat itu tiang agama, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW : ” ash-shalaatu ‘imaaduddiin, wa man aqamahaa faqad aqaamaddiin, wa man tarakahaa faqad hadamaddiin “. Artinya : siapa yang mendirikan shalat berarti telah ikut menguatkan agamanya. Siapa yang meninggalkan shalat, berarti telah ikut meruntuhkan agamanya “.5. Ibadah shalat, syarat mutlak untuk beraktivitas di bumi Allah Swt ini. Seperti dijelaskan oleh firman Allah Swt surah Al-Jumu’ah ayat 10 : ” fa idzaa qudhiyatish shalaatu fantasyiruu fil ardhi wabtaghuu min fadhlillaahi “.Artinya : ” siapa yang telah menunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi, sambil mencari sebagian karunia Allah “. 6. Ibadah shalat sarana untuk minta bantuan dan pertolongan Allah Swt, seperti dijelaskan-Nya dalam surah AlBaqarah ayat 153 : ” wasta’iinuu bishshabri wash shalaah “. Yang artinya : ” mintalah bantuan Allah Swt dengan shabar dan mendirikan shalat “.Semoga dengan momentum memperingati peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW dijadikan upaya untuk mengkritisi pelaksanaan shalat selama ini. Apakah shalat yang dilakukan sudah baik, berjamaah di masjid dan mushalla. Sudahkah ada hasilnya, mencegah dari perbuatan keji, munkar, kemaksiatan dan melakukan kezaliman kepada orang lain. Wallaahu a’lam bishshawaab wassalam. ( Penulis adalah Staf Khusus Bupati Dharmasraya Bidang Keagamaan.)