Laporan Mustafa Akmal Datuk
Teluk Kuantan, — Pacu Jalur merupakan tradisi balap perahu panjang yang telah ada sejak abad ke-17 di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
Tradisi ini awalnya berfungsi sebagai sarana transportasi dan komunikasi masyarakat di sepanjang Sungai Kuantan, sekaligus menjadi simbol kebersamaan dan kekuatan komunitas setempat.
Seiring waktu, Pacu Jalur berkembang menjadi ajang olahraga dan festival budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi.
Acara Pacu Jalur digelar setiap tahun pada bulan Agustus dan bertepatan perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Kuantan Singingi ke 26 Lomba Pacu jalur ini Lokasi utama perlombaan berada di sepanjang Sungai Kuantan, dengan Tapian Narosa di Teluk Kuantan sebagai pusat kegiatan utama.
Selain itu, arena perlombaan juga meliputi Pulau Gajah, Kampung Rantau, dan Pulau Jawa. Aliran sungai yang cukup deras namun aman, serta suasana alam yang asri dan kental dengan nuansa budaya Melayu, menjadikan lokasi ini sangat ideal untuk acara Pacu Jalur.
Rangkaian acara tidak hanya menampilkan perlombaan perahu panjang, tetapi juga berbagai prosesi budaya yang kaya nilai adat.
Upacara pembukaan diawali dengan doa dan ritual adat yang dipimpin oleh pemangku adat setempat sebagai bentuk permohonan keselamatan dan keberkahan. Pawai budaya, tari persembahan, dan pertunjukan musik tradisional seperti gambus dan zapin turut memperkuat suasana budaya dalam festival ini.
Pemangku adat memiliki peranan penting dalam menjaga kelestarian tradisi, memimpin upacara, dan menjembatani generasi tua dan muda agar tradisi ini terus terjaga.
Gubernur Riau, H. Abdul Wahid, memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Pacu Jalur sebagai tradisi budaya yang mampu mempererat kebersamaan masyarakat dan mengangkat citra budaya Riau di tingkat nasional maupun internasional.
Gubernur menyampaikan bahwa Pacu Jalur bukan sekadar ajang olahraga, tetapi simbol kekuatan budaya dan identitas yang harus terus dijaga dan dilestarikan. Ia juga menegaskan dukungan pemerintah provinsi untuk terus memfasilitasi dan mengembangkan Pacu Jalur sebagai daya tarik wisata budaya yang berkelanjutan.
Pacu Jalur juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Setiap tahun, tradisi ini mampu menarik puluhan ribu pengunjung, dengan puncak acara yang bisa mencapai lebih dari 50.000 orang. Kehadiran pengunjung ini tidak hanya menguatkan identitas budaya,
tetapi juga membuka peluang ekonomi melalui bazar kuliner dan pameran kerajinan tangan yang digelar bersamaan. Hal ini membantu memperkuat usaha kecil dan menengah serta meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi memegang peran strategis dalam mendukung kelancaran dan pengembangan tradisi Pacu Jalur. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan penyelenggara utama, memastikan kegiatan berlangsung dengan baik melalui koordinasi antarinstansi dan dukungan anggaran yang memadai.
Selain itu, pengembangan infrastruktur pendukung seperti akses jalan, fasilitas pelabuhan, dan area penonton menjadi perhatian utama agar pengunjung merasa nyaman dan aman selama acara berlangsung.
Kerja sama erat antara pemerintah, lembaga adat, tokoh masyarakat, dan pelaku budaya menjadi kunci keberhasilan pelestarian Pacu Jalur. Melalui pelatihan dan pembinaan, kapasitas pendayung, panitia, dan masyarakat terus ditingkatkan agar penyelenggaraan acara dapat berlangsung secara profesional dan berkelanjutan.
Ketua Lembaga Adat Melayu Riau Kabupaten Kuantan Singingi H Aherson Datuk Seri Paduka kayo Indragiri menyampaikan harapannya agar tradisi Pacu Jalur terus dilestarikan dan menjadi kekuatan pemersatu masyarakat.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antar lembaga adat, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Pacu Jalur. “Kami berharap Pacu Jalur tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga sebagai sarana memperkuat identitas dan jati diri masyarakat Melayu Kuansing.
Melalui kolaborasi yang erat, tradisi ini dapat terus hidup dan berkembang, sekaligus memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat,” ujar Datuk Seri Aherson. Ia juga mengajak generasi muda untuk aktif melibatkan diri dalam pelestarian budaya agar warisan leluhur ini tidak pudar oleh perkembangan zaman.
Bupati Kuantan Singingi, H. Suhardiman Amby, juga menyampaikan harapan besar agar Pacu Jalur terus dijaga dan ditingkatkan kualitasnya sebagai bagian dari identitas daerah sekaligus magnet wisata budaya.
“Kami berharap tradisi ini mampu menjadi penghubung antar generasi dan sumber inspirasi dalam memajukan budaya dan ekonomi masyarakat Kuansing. Dengan dukungan semua pihak, khususnya lembaga adat dan masyarakat, saya yakin Pacu Jalur akan terus menjadi kebanggaan kita bersama,” ujarnya.
Bupati Suhardiman juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh lembaga adat, pemangku adat, panitia penyelenggara, serta warga masyarakat yang telah berkontribusi aktif dalam suksesnya pelaksanaan Pacu Jalur. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bersinergi menjaga dan melestarikan tradisi ini demi masa depan budaya dan pariwisata Kuantan Singingi.
Dengan segala kekayaan sejarah, budaya, dan keindahan alamnya, Pacu Jalur di Teluk Kuantan terus tumbuh menjadi warisan budaya hidup yang menjadi ikon pariwisata sekaligus kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi