Perang Kamang Dan Perang Manggopoh Pergerakan Perlawanan Masyarakat Kepada Belanda

Perang Kamang Dan Perang Manggopoh Pergerakan Perlawanan Masyarakat Kepada Belanda

Spread the love
Upacara tersebut dihadiri  Forkopimda Plus Kabupaten Agam, Staf Ahli, Asisten dan Kepala OPD se Kabupaten Agam, Camat Kamang Magek dan Camat se Kabupaten Agam beserta unsur Forkopimca, Walinagari se Kabupaten Agam, Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak pandai dan Tokoh Masyarakat.

Gubernur Sumbar dalam sambutanya menyebutkan  hari ini merupakan hari yang istimewa bertepatan pada tanggal 15 Juni 2023 yakni, memperingati 115 tahun Perang Kamang yang terjadi pada tanggal 15 Juni 1908

Perang Kamang adalah suatu perjuangan yang tumbuh dan dijiwai oleh semangat dan cita-cita yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Republik ini.

“Kita jangan sampai lupa bahwa negara ini berdiri diatas darah dan jiwa para syuhada, para pejuang, dan pahlawan, diantaranya adalah pejuang Perang Kamang yang gugur sebagai patriot bangsa,”

Perang Kamang dan Perang Manggopoh, menurut, Jasman tidak bisa dipisahkan karena merupakan perjuangan dan pergerakan masyarakat yang serentak dilakukan dalam perlawanan kepada Kolonial Hindia Belanda.

Kepada peserta upacara, terkhusus kepada anak-anak generasi penerus di Minangkabau ini, Jasman memberikan motivasi, bahwa orang Sumatera Barat ini adalah anti perang.

“Sejatinya orang Minangkabau itu anti kekerasan, anti perang. Namun ketika harga dirinya diinjak-injak seperti perang Kamang dan perang Manggopoh ini, maka peperangan adalah langkah akhir untuk menunjukkan jari dirinya” hukum Jasman dengan semangat.

Makna Peringatan hari perang Kamang berarti adalah mengingatkan, sekaligus menjawab pertanyaan apakah orang Sumbar ini berperang dengan senjata? jawabannya tidak, karena orang Sumbar berperang dengan pena.

“Artinya dengan pena itu butuh kecerdasan otak, itulah orang Sumbar orang yang cerdas dan pintar, boleh kita lihat para pejuang kita, seperti Bung Hatta, M. Yamin dan Tan Malaka semuanya itu melalui tulisan dengan kecerdasan memperjuangan bangsa ini,”

Masyarakat Kamang Magek dan Masyarakat Sumbar patut berbangga dengan sebuah komunitas namanya orang Agam, karena yang paling banyak pahlawan nasional itu berasal dari Sumbar dan dari sumbar itu yang banyak adalah dari  Kabupaten Agam,

“Kebanggaan inilah yang harus kita lahirkan kepada anak-anak generasi muda kita, perang sudah selesai, yang terjadi sekarang itu adalah perang masa depan, jangan menjadi orang pengecut, jadilah sebagai orang pemberani untuk bangsa ini agar harga diri kita tidak diinjak-injak,” ajaknya.

Kemudian terkhusus masyarakat Kamang Magek dan Masyarakat Sumbar, diharapkan melalui peringatan Perang Kamang Ke-115 ini semoga memperkuat jati diri sebagai generasi pejuang yang berani menegakkan kebenaran dan memerangi kemungkaran.

Secara khusus Jasman atas nama Gubernur Sumbar memberikan apresiasi khusus kepada Niniak Mamak, Alim Ulama, Bundo Kanduang yang telah berjuang mengorbankan nyawanya dalam perang melawan tirani dan kesewenang-wenangan penjajah Belanda. Mereka bersatu padu menentang penjajah dan karena merekalah semangat perjuangan rakyat di Kamang dan Manggopoh tersulut api perjuangan.

Setelah upacara, acara dilanjutkan dengan tabur bunga ke makan pahlawan perang Kamang dan melepas pawai alegoris Perang Kamang (tafa)