P2TP2A Pasaman Barat Sosialisasikan Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Spread the love

Pasbar, –Ketua Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pasbar, Ny. Titi Hamsuardi didampingi Kepala DPPKBP3A Anna Rahmadia salurkan 70 paket bantuan khusus perempuan dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan danberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

Bantuan tersebut diberikan kepada peserta yang hadir dalam Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak yang dilaksanakan di Masjid Al Muklisin Kampung Baru, Jorong Timbo Abu, Nagari Kajai, Kecamatan Talamau,

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Ny. Titi Hamsuardi menegaskan berbagai upaya harus kita lakukan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan merupakan Gerakan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap Perempuan dan anak,

Sehingga seluruh elemen masyarakat bergerak bersama dan memahami indikasi awal kekerasan terhadap perempuan dan anak di dalam keluarga sehingga kekerasan dapat dicegah dan tidak meluas kepada yang lain.

“Kenapa masyarakat harus bergerak aktif, karena masyarakat lebih mengetahui dan lebih dekat dengan keluarga, sehingga apabila masyarakat peduli, aktif dan berempati dengan suatu keluarga yang bermasalah di tengah temasyarakat dapat diatasi dengan baik karena pada dasarnya permasalahan keluarga akan mempengaruhi anak,” ucapnya.

Menurutnya, dengan adanya sosialisasi pencegahan kekerasan ini bisa menyampaikan maksud dan tujuan yang dapat menggerakkan semua untuk menguatkan tekad, komitmen dan bersinergi menyatukan langkah sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang cinta terhadap keluarga.

Kepala DPPKBP3A Anna Rahmadia menyampaikan kegiatan ini ditujukan untuk melindungi perempuan dan anak serta memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis yang ditujukan untuk mencapai kesetaraan gender seperti berkurangnya kasus kekerasan terhadap perempuan.

“Kekerasan pada perempuan dan anak memiliki dampak psikologis yang buruk seperti trauma, reaksi fisik, keinginan bunuh diri, dan berbagai reaksi negatif lainnya. Butuh waktu yang lama untuk memulihkan si korban tersebut, sayangnya kekerasan terhadap perempuan baik secara verbal, seksual, maupun fisik penyembuhannya tak semudah luka akibat cedera,”

Di momen ini juga ia mengingatkan agar para perempuan atau orang tua dapat berperan aktif dalam menjaga keutuhan rumah tangga dan keharmonisan keluarga sehingga dampak terhadap anak dalam masa pertumbuhan tidak terganggu.

Anak merupakan kelompok yang sangat rentan dan mudah mendapatkan kekerasan dari lingkungan sekitarnya. Anak juga merupakan pribadi yang labil dan sedang mencari jati diri sehingga sangat rentan terprovokasi dengan lingkungan negatif sehingga perlu perhatian ekstra dari keluarga. (m.akmal)