Padangpanjang,– 10 orang pemuda di duga akan melaksanakan tawuran antar Genk berhasil diamankan Jajaran Sat Reskrim polres padang panjang dan rata rata berstatus pelajar.
Hal itu disampaikan Kapolres Padang Panjang AKBP Novianto Taryono yang juga di dampingi Ketua DPRD Kota Padang Panjang Mardiansyah A.M.d Dandim Tanah Datar LETKOL INF Wisyudha Utama Dan Kasat Reskrim AKP Syaiful Zubir S.H,M.H dalam jumpa pers dengan wartawan media cetak dan media online
Dari 10 pelaku tersebut ternyata berasal dari 2 Genk yang berbeda yaitu Ready to kill ( RTK) yang berasal dari kota padang panjang dengan jumlah sebanyak Padang Panjang sebanyak 6 orang , sementara satu lagi bernama Geng Bukan Petarung (GBP ) asal Malalo dengan jumlah sebanyak 4 org dengan usia mereka 13 sampai 19 tahun dari kedua geng tersebut dan rata rata berstatus pelajar.
Kejadian berawal dari Ready to Kill (RTK) yang akan balas dendam kepada Genk Bukan Petarung (GBP) yang mana mereka telah janjian untuk bertemu di lapangan kantin Padang Panjang, namun sayang kejadian tersebut berhasil di ketahui pihak kepolisian Resor Padang Panjang dan pihak kepolisian segera mengamankan pelaku , dari pelaku di temukan barang bukti 1 bilah sabit,1 buah parang, dan topeng yang akan di gunakan sebagai penutup muka mereka saat beraksi.
Karena pelaku yang rata rata masih menyandang Status pelajar dan ada 1 orang yang terlibat tindak pidana murni dan akan tetap di proses sesuai hukum yang berlaku , sementara di samping itu untuk 9 pelaku masih dengan status di bawah umur, kami akan menyurati Kepala Sekolah mereka dan org tua mereka agar lebih memberikan pengawasan kepada anak2 mereka.
Kita juga akan memberikan edukasi ke sekokah sekolah di kota padang panjang agar mereka melakukan pengawasan yang ketat terhadap siswa mereka, agar tidak ada siswa siswa yang melakukan tindakan penyimpangan yang sangat mengganggu ketertiban umum dan meresahkan warga seperti yang di lakukan oleh sepuluh petarung ini ujar Novianto.
kedepan kita akan mengatur strategi dan pembagian personil, membetuk berupa “Tim” untuk melaksanakan partoli malam hari untuk melakukan penertiban di lokasi yang di anggap “black spot” agar kejadian seperti ink tidak terulang kembali karena ini jelas Premanisme dan berpesan seluruh stake holder dan pihak terkait agar bekerja sama dengan serius untuk memerangi tindakan premanisme seperti ini karena negara tidak boleh kalah dengan premanisme
Ketua DPRD Padang Panjang Mardiansyah A.Md sangat menyayangkan hal kejadian ini karena apa bila hal seperti ini berlanjut ke ranah hukum pidana tidak bisa di bayangkan nasib mereka yang masih berstatus pelajar di masa depan ,Mardiansyah menghimbau kepada seluruh pihak sekolah agar selalu mengawasi gerak gerik muridnya yang memiliki tingkah laku mencurigakan agar hal seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari karena jelas sangat meruvikan pihak sekolah dan orang tua mereka masing masing ujar dengan nada prihatin (m.akmal)