Ribuan Warga Nagari Tigo Jangko  Kecamatan Lintau Buo Laksanakan Shalat Minta Hujan

Ribuan Warga Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo Laksanakan Shalat Minta Hujan

Lintau Buo — Ribuan warga Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo, memadati Lapangan Bola Kaki Tigo Jangko  Kamis pagi (24/7) untuk melaksanakan Shalat Istisqa atau shalat minta hujan.

Kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar spiritual masyarakat menghadapi musim kemarau panjang yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.

Tak hanya masyarakat umum, seluruh pelajar dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi turut serta dalam kegiatan ini. Proses belajar mengajar di sekolah dan kampus yang berada di wilayah nagari sementara diliburkan agar para pelajar bisa ikut serta dalam doa bersama.

Shalat Istisqa ini dipimpin oleh imam dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lintau Buo, sementara khatibnya adalah Buya Burhanuddin, Lc., MA, pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum Tigo Jangko. Dalam khutbahnya, Buya Burhanuddin mengajak seluruh jamaah untuk memperbanyak istighfar dan memperkuat keimanan di tengah ujian kekeringan yang melanda.

Buya Burhanuddin juga mengingatkan bahwa bencana alam, termasuk kemarau panjang, merupakan bentuk teguran dari Allah SWT. Oleh sebab itu, ia mengimbau seluruh masyarakat menjadikan momentum ini sebagai sarana muhasabah atau evaluasi diri—memperbaiki hubungan dengan Allah, meninggalkan perbuatan maksiat, serta menjaga hubungan baik antarsesama.

“Kita tidak hanya meminta hujan, tapi juga harus memperbaiki diri, meninggalkan kezhaliman, memperbanyak sedekah, menunaikan zakat, dan mempererat persaudaraan. Jangan sampai kekeringan ini merupakan akibat dari dosa dan kelalaian kita sendiri,” tegasnya dengan suara bergetar.

Wali Nagari Tigo Jangko, Mustafa Kamal, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Lintau Buo dengan unsur Forkopimca setempat. Ia mengapresiasi partisipasi luas dari seluruh unsur masyarakat yang menunjukkan kepedulian terhadap kondisi nagari.

“Alhamdulillah, kita bersatu dalam doa. Semoga ini menjadi wasilah turunnya hujan yang membawa berkah, menyuburkan lahan, dan meringankan beban masyarakat yang terdampak kekeringan,” ujar Mustafa Kamal.

Ia juga berharap agar momentum ini menguatkan kembali semangat gotong royong dan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat. Menurutnya, bencana bisa menjadi jalan untuk lebih mendekat kepada Allah dan saling membantu sesama.

Anggota DPRD Tanah Datar, Asril Yusan. Dalam pesannya, ia mengapresiasi kekompakan masyarakat Tigo Jangko yang mengedepankan nilai religius dalam menghadapi musibah. Menurutnya, inisiatif seperti ini harus terus dipelihara dan dijadikan contoh bagi nagari lain.

Asril Yusan juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Ia menyampaikan bahwa sebagian penyebab krisis air bersih dan kekeringan adalah akibat dari kerusakan alam, seperti penebangan liar dan minimnya penghijauan. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat agar mulai peduli terhadap ekosistem sekitar.

“Pemerintah daerah siap mendukung upaya masyarakat dalam menjaga alam dan memperkuat ketahanan air serta pertanian. Tapi gerakan ini harus dimulai dari nagari, dari kesadaran kolektif warga,” (mdtk)