Empat Doktor Universitas Bung Hatta Kunjungi LKAAM Tanah Datar

Empat Doktor Universitas Bung Hatta Kunjungi LKAAM Tanah Datar

Tanah Datar — Ketua Tim Peneliti Universitas Bung Hatta, Dr. Wirnita, S.Pd., M.M., bersama anggota tim melakukan silaturahmi dengan pengurus Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Tanah Datar, kamis  (17/7).

Kedatangan Tim dari Bung Hatta disambut Ketua LKAAM Tanah Datar H Aresno Datuk Andomo bersama Pengurus LKAAM Tanah Datar Mustafa Akmal Datuk Sidi Ali  Editiawarman. M. Dt. Sinaro Basa  Syafroni. Dt. Kayo dan  Bendri Antoni. Dt. Tan Gadang di Kantor LKAAM di Jln MT Haryono Atau muko Indo Jalito Batusangkar

Ketua Tim Peneliti Universitas Bung Hatta, Dr. Wirnita, S.Pd., M.M. hadir  bersama tim peneliti yang terdiri dari Dr. Erwinsyah Satria, S.T., M.Si., M.Pd., Dr. Hendrizal, S.IP., M.Pd., dan Dr. Daswarman, S.T., M.Pd. bertujuan mempererat kerja sama antara akademisi dan lembaga adat, khususnya dalam upaya pelestarian budaya Minangkabau.

 

Dalam pertemuan tersebut, Dr Wirnita  menyampaikan rencana penelitian yang akan difokuskan pada Batu Batikam di Nagari Limo Kaum, salah satu situs budaya penting di Minangkabau.

“Penelitian ini bertujuan mengungkap nilai-nilai historis, filosofis, dan sosial dari Batu Batikam sebagai simbol perdamaian dalam budaya Minangkabau, serta bagaimana relevansinya dalam pendidikan karakter saat ini,” ujar Dr. Wirnita.

Menurut Dr. Erwinsyah Satria, Batu Batikam bukan hanya objek sejarah, tetapi juga menyimpan makna filosofis tinggi yang mencerminkan mekanisme penyelesaian konflik dan lahirnya kesepakatan dalam masyarakat adat. Ia berharap hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan dalam penguatan kurikulum berbasis budaya lokal di sekolah-sekolah, terutama di Tanah Datar.

Sementara itu, Dr. Hendrizal menambahkan bahwa tim peneliti membutuhkan dukungan informasi dan pandangan dari para tokoh adat, khususnya yang tergabung dalam LKAAM, agar hasil kajian menjadi lebih otentik dan mendalam. Ia juga menyampaikan harapan agar Ketua LKAAM Tanah Datar bersedia menjadi narasumber utama serta membuka akses bagi tim untuk berdialog dengan para ninik mamak dan pemangku adat lainnya.

Ketua LKAAM Aresno Datuk Andomo menyatakan dukungannya terhadap rencana penelitian tersebut dan berharap hasilnya dapat menjadi referensi penting dalam pelestarian nilai-nilai adat Minangkabau.

Mustafa Akmal Dt. Sidi Ali juga menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Universitas Bung Hatta yang menjadikan Batu Batikam sebagai objek kajian ilmiah. Menurutnya, langkah ini penting untuk menjaga kesinambungan sejarah dan adat Minangkabau di tengah tantangan zaman.

“Kami berharap penelitian ini tidak hanya berhenti pada tataran akademik, tetapi juga mampu menyentuh aspek praktis dalam pendidikan dan penyadaran masyarakat, khususnya generasi muda. LKAAM siap memberikan dukungan penuh, baik berupa data historis, narasi adat, maupun akses ke tokoh-tokoh adat,” ungkapnya.

Dalam diskusi hangat tersebut, kedua pihak juga sepakat membuka peluang kolaborasi lebih luas ke depan, seperti seminar, pelatihan berbasis adat, hingga pengabdian masyarakat di nagari-nagari yang memiliki kekayaan budaya.(.mdtk)